Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Kabupaten Piaman

Selasa, 22 November 2022 | 07:29 WIB Last Updated 2022-11-22T00:30:26Z


Penggabungan Padang Pariaman dengan Kota Pariaman untuk Kemakmuran 


Oleh Labai Korok Piaman


Walikota Pariaman disiaran langusng beberapa hari yang lalu di Padang TV mengeluh bahwa Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Pariaman minus, devisit alias dak cukup untuk membiayai belanja program Pemko.


Setelah Penulis telusuri Minggu kemarin, bertemu dengan beberapa senior disana seperti walikota Pariaman ( Uda Muklis, Uniang cati, dan tokoh hebat lainnya) mendapatkan kesimpulan bahwa dizaman Genius jadi walikota lebih banyak APBD untuk perjalan dinas, gaji, Honorer, tunjangan ASN, operasional, belanja modal Pemko atau istilahnya Anggaran Belanja Langsung sebesar lebih kurang 70 persen. Ini dinamakan APBD untuk internal Pemko.


Sedangkan untuk biaya program kemasyarakat, pembangunan kemasyarakat, kegaiatan yang langusung kemasyarakat hanya lebih kurang 30 persen (Belanja Tidak Langsung), itupun Pemko masih melakukan kajian sebelum bisa dicairkan atau dijalankan.


Kondisi postur APBD Kota Pariaman dizaman Walikota Muklis sudah seimbang yaitu belanja langsung 50 persen dan belanja tidak langsung 50 persen, malah bisa mendekati untuk masyarakat tersebut diatas 60 persen. Itu data Penulis dapat dari diskusi tersebut.


Melihat data diatas pantas saja masyarakat Kota Pariaman tidak mendapatkan program atau kegiatan yang layak, merasa tidak ada Pemerintah Kota Pariaman. Penulis pun yang pernah sekolah dan tinggal dikota Pariaman juga prihatin.


Melihat keprihatinan tersebut Penulis punya ide bagai mana kalau Kota Pariaman dan Kabupaten Padang Pariaman kembali disatukan menjadi kabupaten atau kota baru dinamakan dengan Kabupaten/Kota Piaman. 


Usulan ini kembali kekejayaan kota Pariaman di abad 15 dimana piaman menjadi pusat perdagang internasional atau perdagangan antar benua yang masyarakat adil, makmur dan sejahtera. Ada catatan sejarahnya dieropa sana.


Yaitu Piaman (Pryaman) zaman lampau merupakan daerah yang cukup dikenal oleh pedagang bangsa asing semenjak tahun 1.500-an. Catatan tertua tentang Pariaman ditemukan oleh Tomec Pires (1446-1524), seorang pelaut Portugis yang bekerja untuk kerajaan Portugis di Asia. 


Beliau mencatat telah ada lalu lintas perdagangan antara India dengan Piaman, Tiku dan Barus. Dua sampai tiga kapal Gujarat mengunjungi Piaman setiap tahunnya membawa kain untuk penduduk asli yang dibarter dengan emas, gaharu, kapur barus, lilin dan madu. Pires juga menyebutkan bahwa Piaman telah mengadakan perdagangan kuda yang dibawa dari Batak ke Tanah Sunda.


Sekitar tahun 1527 datang bangsa Perancis dibawah komando seorang politikus dan pengusaha, yakni Jean Ango. Beliau mengirim dua buah kapal dagang yang dipimpin oleh Dua Bersaudara, yakni Jean dan Raoul Parmentier. Kedua kapal ini sempat memasuki lepas pantai Pariaman dan singgah di Tiku dan Inderapura. Tapi anak buahnya merana terserang penyakit, sehingga catatan perjalanan Dua Bersaudara ini tidak banyak ditemukan.


Tanggal 21 Nopember 1600, untuk pertama kalinya, bangsa Belanda singgah di Tiku dan Pariaman, dengan dua buah kapal dibawah pimpinan Paulus Van Cardeen, yang berlayar dari utara (Aceh dan Pasaman) dan menyusul setelahnya kapal-kapal Belanda yang lain. Cornelis de Houtman yang sampai di Sunda Kelapa pada tahun 1596, dalam perjalanannya juga sempat melewati perairan Piaman.


Pada tahun 1686, orang Piaman (Pyaman), seperti yang tertulis dalam catatan W. Marsden), mulai berhubungan dengan Inggris. Sebagai daerah yang terletak di pinggir pantai, Piaman sudah menjadi tujuan perdagangan dan rebutan bangsa asing yang melakukan pelayaran kapal laut beberapa abad silam. Pelabuhan (entreport) Piaman saat itu sangat maju. 


Jadi sejarah mencatat bahwa Piaman merupakan daerah yang sudah strategis dan sudah ternama dijajaran perdagangan dunia yang saat ini bisa dikembalikan kehebatannya dengan menyatukan Kota Pariaman dengan Kabupaten Padang Pariaman. 


Tinggal masyarakat menyetuju usulan dan ide penulisan ini untuk menyelamatkan Pemko Pariaman yang selalu mengeluh dimedia bahwa Kota berat bebanya. Dengan penyatuan kota dan Kabupaten Padang Pariaman Penulis yakin, warga Piaman laweh akan sejahtera Dan makmur[*].

×
Berita Terbaru Update