Gambar llustrasi Irigasi Rusak ( Fhoto : Internet ) |
PADANGPARIAMAN (Reportase Sumbar)---Kondisi bendungan irigasi di kawasan Korong Padang Ampalu, Kenagarian Lareh Nan Panjang, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak, Kabupaten Padangpariaman saat ini terlihat sangat memprihatinkan, sehingga sangat membutuhkan perhatian dari pihak terkait.
Pasalnya, kondisi bendungan irigasi induk yang menjadi sumber pengairan utama bagi puluhan ribu hektare lahan pertanian masyarakat di daerah itu kini kondisinya tampak rusak parah, setelah mengalami jebol akibat terjangan air bah yang pernah melanda kawasan itu beberapa waktu lalu.
Seperti diakui Walikorong Padang Ampalu, Indra, saat dikonfirmasi di lokasi bendungan tersebut kemarin. “Karena itulah kita tentu sangat berharap agar kiranya bendungan irigasi ini bias sesegeranya dibenahi, Karena kalau dibiarkan terlalu lama tentunya dikhawatirkan akan mengganggu kelangsungan pertanian masyarakat, termasuk diantaranya lahan pertanian warga yang ada di sejumlah daerah tetangga lainnya,” terangnya.
Hal itu sebut Indra memang sangat beralasan, pasalnya irigasi Batang Ampalu sendiri selama ini mengairi tidak kurang dari puluhan ribu hectare lahan pertanian masyarakat, tersebar di beberapa Korong yang ada di sekitar kawasan itu. Diantaranya Korong Padang Ampalu, Bungin, Apa, Toboh Karambia, Lurah Ampalu serta sejumlah lahan pertanian lainnya.
“Sebelumnya sekitar tahun 2012 yang lalu di bendungan ini memang telah dibangun saluran irigasi untuk bisa menyalurkan air ke lahan pertanian masyarakat di sekitarnya. Namun akibat kerusakan yang terjadi pada bendungan ini akhirnya keberadaannya menjadi kurang begitu optimal,” terangnya.
Dengan alas an itulah Indra berharap kiranya adanya perhatian dari pihak terkait. Khususnya dari Dinas PU Padangpariaman ataupun perhatian dari pihak terkait di lingkungan Pemrov Sumbar lainnya. “Harapan kita hendaknya pihak terkait hendaknya perlu turun meninjau ke sini, sehingga nantinya bias diketahui bagaimana baiknya pembangunan bendungan irigasi di kawasan ini,” tegasnya.
Diakuinya, untuk memfungsikan bendungan irigasi induk tersebut, sebelumnya warga bersama para petani setempat bahkan telah berinisiatif untuk memasang alat pengaman seadanya, yang terdiri dari material pekayuan. “Namun karena arus sungai sangat besar waktu itu, maka pengaman yang dipasang itupun akhirnya hanyut dibawa arus. Makanya harapan kita ke depannya, bendungan irigasi ini hendaknya bias dibangun secara permanen,” harapnya.
Diakuinya, melihat besarnya kerusakan yang dialami bendungan irigasi induk tersebut, tentunya untuk perbaikannya dibutuhkan anggaran yang cukup besar. Sementara bila hanya dikerjakan secara swadaya hal itu jelas sangat tidak memungkinkan.
"Makanya kita berharap kiranya hal ini bisa ditinjau langsung oleh pihak terkait, sehingga nantinya bisa segera diketahui kebijakan apa yang selayaknya harus diambil untuk memperbaikinya," imbuhnya. (ris)