Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

UNP Membangun Populasi Tanaman Perawat Kaya Nekhtar

Sabtu, 16 Desember 2023 | 12:11 WIB Last Updated 2023-12-16T05:16:10Z

Study Lapangan Reki Kardiman dan Tim dari UNP di Kelompok Usaha Berkah

Oleh, Reki Kardiman Ph.D. dan Tim


UNP Membangun populasi tanaman perawat kaya nekhtar untuk meningkatkan produksi madu galo-galo kelompok usaha Berkah Nagari Sungai Abang Lubuk Alung


Universitas Negeri Padang (UNP) melalui Reki Kardiman Ph.D. dan tim, melirik potensi madu galo-galo sebagai produk makanan sehat unggulan masa depan yang dapat dinikmati oleh semua orang.


Dasar berfikir itu disandarkan pada dinamika madu sebagai satu dari beberapa makanan mengandung banyak manfaat untuk kesehatan, dan Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia memacu pertumbuhan kualitas masyarakatnya dari berbagai sisi, dan pertumbuhan tersebut bisa dicapai dengan menaikkan indeks kesehatan masyarakat dengan cara mengkonsumsi madu secara rutin setiap hari, dengannya akan terbentuk generasi yang sehat, kuat dan hebat.


Tetapi, alih-alih untuk kesehatan, madu bisa menimbulkan persoalan lain jika yang dikonsumsi adalah madu hasil olahan, alias madu dengan pemanis buatan. 


Khusus untuk madu murni produksi alam (hutan), produk madu ini bukanlah sebuah barang yang murah, dan sudah sejak lama madu ini diibaratkan barang bernilai, dan hanya dinikmati oleh masyarakat menengah ke atas.


Mahalnya harga madu tersebut disebabkan oleh waktu dan jumlah produksinya yang terbatas, yang dibatasi oleh musim dan sebaran koloni lebah. 


Produksi madu alam dari jenis lebah liar tanpa harus tergantung pada musim dan persebaran koloni adalah dengan teknik budidaya, tetapi budidaya lebah liar membutuhkan keterampilan khusus dan tidak bisa dilakukan disembarang tempat, dimana harus jauh dari potensi konflik dengan masyarakat. 


Disebabkan oleh beberapa keterbatasan tersebut, budidaya lebah tanpa sengat atau disebut juga dengan lebah klanceng atau di Sumatera Barat dikenal dengan sebutan Galo-Galo atau dalam bahasa latinnya Apis trigona adalah solusi yang sangat tepat.


Galo-galo sangat mudah untuk dibudidayakan, ramah, tidak bersengat, membangun sarang di dalam rongga kayu atau wadah lain yang sesuai, bertubuh kecil dan jumlah koloni yang lebih sedikit dibandingkan lebah bersengat.


Klanceng atau Galo-galo sudah sejak lama hanya menjadi pelengkap biodiversitas saja dan belum diapungkan ke level produk ekonomi alternatif. Tetapi beberapa tahun belakang, pembudidaya mulai melirik potensinya. 


Kelompok Usaha Budidaya Madu Trigona BERKAH melirik potensi itu dengan membangun usaha budidaya galo-galo (Apis trigona) di Nagari Sungai Abang Kecamatan Lubuk Alung Padang Pariaman. Saat ini Kelompok Usaha BERKAH mempunyai 70 kotak koloni. 


Pada kondisi normal (pakan mencukupi) jumlah koloni tersebut rata-rata bisa memproduksi madu sebanyak 7000 ml/bulan, tetapi pada pertengahan tahun ini produksi madu menjadi turun karena jumlah pakan (nekhtar) yang kurang. 


Lokasi budidaya kelompok BERKAH hanya mampu menyediakan pakan untuk sedikit koloni, dan sekarang ketersediaan tersebut sangat tidak mencukupi karena koloni yang terus berkembang, dan perkembangan inilah yang luput dari kalkulasi pengelola.


Selain itu, lokasi budidaya terekspos oleh cahaya matahari secara penuh, sehingga banyak koloni yang mengalami stress panas pada siang hari terik.


UNP menanggapi persoalan kelompak usaha BERKAH tersebut sebagai sebuah ketidakseimbangan ekologi antara kebutuhan dan ketersediaan sumber daya. 


Reki Kardiman, Ph.D., Irma Leilani Eka Putri, M.Si dan Siska Alicia Putri, M.Biomed dari Departemen Biologi Fakultas MIPA UNP telah membantu kelompok BERKAH dalam mengkondisikan lahan budidaya galo-galo melalui kegiatan restorasi lahan budidaya dengan tanaman khusus yaitu tanaman jenis kaliandra merah (Calliandra calothyrsus) dalam format kegiatan pengabdian universitas terhadap masyarakat.


Tanaman Kaliandra memiliki tiga manfaat utama, yaitu batangnya untuk bahan bakar biomasa, bunganya untuk pakan lebah dan daunnya untuk pakan ternak, dan kegiatan restorasi tersebut mengapungkan fungsi Kaliandra sebagai pakan lebah. 


Kegiatan restorasi ini sudah dilaksanakan dari bulan Agustus sampai Oktober 2023. Dilakukan dalam beberapa tahap, dimulai dari koleksi anakan atau bibit Kaliandra dari beberapa tempat di Sumatera Barat, seperti Lawang, Balingka, Merapi, Batipuah, Ladang Padi, Air Dingin Alahan Panjang dan Leter W Solok Selatan. 


Bibit yang dikumpulkan kemudian ditempatkan di dalam polybag dan dipelihara di persemaian. Sementara itu, lahan budidaya juga dipersiapkan, meliputi pembersihan lahan dari alang-alang dan paku resam, kemudian penyiapan lubang tanam 20x20x20 cm yang masing-masingnya berjarak 2x1 meter. 


Lebih kurang 800 an lubang tanam sudah disiapkan, dan siap untuk ditanam. Penanaman dilakukan secara bertahap menurut kepada hari hujan, ini dimaksudkan untuk menghindarkan bibit dari stres panas dan kekeringan pada awal-awal adaptasinya. 


Tanaman Kaliandra Dilokasi Peternakan Madu Galo-Galo di Kelompok Usaha Berkah 

Lebih dari 700 bibit kaliandra telah ditanam, dan sejauh ini semua bibit tersebut tumbuh dengan baik. Selanjutnya tim pengabdian UNP menyerahkan pengelolaannya kepada kelompok BERKAH tetapi tetap terbuka untuk komunikasi dan diskusi.


Saat berumur satu tahun setelah tanam, diharapkan tanaman ini dapat memberikan jumlah nektar yang memadai beserta naungan kanopi untuk puluhan koloni galo-galo. 


Seiring dengan itu, kelompok juga dapat menambah jumlah koloni untuk mendapatkan jumlah produksi madu yang lebih banyak, dengan begitu budidaya ini dapat memberikan nilai ekonomi yang optimal bagi anggotanya.


Diskusi Pengelolaan Lahan Budi Daya

Tidak sampai pada kelompok BERKAH saja, usaha kelompok ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat lain di Kecamatan Lubuk Alung dan Padang Pariaman secara luas untuk serta merta membudidayakan galo-galo, yang pada akhirnya dapat menjadikan madu galo-galo sebagai produk unggulan kabupaten. (*)

×
Berita Terbaru Update