Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Petani Kulit Manis Malalak Menjerit, Harga Pasaran Menukik Tajam

Rabu, 06 April 2022 | 10:56 WIB Last Updated 2022-04-06T03:56:40Z

Petani Casiavera Membawa Hasil paPen

 MALALAK -  Dalam kondisi harga-harga kebutuhan bahan pokok sehari-hari tidak menentu, harga kulit manis alias casiavera, salah satu komoditi pertanian masyarakat di Kecamatan Malalak, kabupaten Agam justru mengalami kelesuan pasar. Ironisnya kondisi itu terjadi saat warga sedang disibukkan menghadapi bulan suci Ramadhan.


Kondisi demikian diakui Sutan Kayo, salah seorang petani kulit manis atau casiavera di Nagari Malalak Utara, Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam. Sutan Kayo mengaku, sejak beberapa waktu terakhir harga penjuala komoditi kulit manis atau casiavera memang terbilang menukik cukup tajam, bahkan bisa dikatakan bisa mencapai harga terendah sejak puluhan tahun lalu.


"Ya kalau biasanya harga kulit manis basah itu bisa mencapai Rp 24 ribu perkilogramnya, tapi saat ini bahkan jauh merosot hingga Rp19 ribu hingga Rp20 ribu perkilogramnya," terangnya.


Begitu pula untuk kategori KC yang biasa bisa dijual seharga Rp.13  s-d 14 ribu perkilogramnya kepada pedagang pengumpul. Kini harganya terus mengalami penurunan hingga Rp 1 sampai dengan  2 ribu lebih perkilonya," terangnya. 


Sutan Kayo tidak menampik jika situasi itu tentunya dirasakan cukup berat oleh para petani, terutama bagi mereka yang banyakl mengandalkan eknonominya dari sektor penjualan kulit manis selama ini. 


"Dampaknya ya tentu saja, kondisi pasar penjualan kulit  manis akhir-akhir ini semakin merosot dan lesu saja," terangnya. 


Senada dengan itu diakui oleh Nanda, salah seorang pedagang pengumpul kulit manis di Nagari Malalak Utara. Pihaknya mengaku jika akhir-akhir ini kondisi pasar penjualan kulit manis cenderung tidak menentu. Adakalanya penurunannya sangat sulit diprediksi. "Itulah salah satu permasalahannya, terkadang penurunan harganya bisa mencapai Rp5 ribu perkilogramnya, akibatnya para pedagang tentunya tidak mampu terlalu berisiko  saat membeli kulit manis," terangnya. 


Darni, salah seorang petani kulit manis di Malalak Utara mengaku tidak habis fikir, kenapa penurunan harga komodiri kulit manis atau casiavera justru terjadi saat bulan Ramadhan, saat masyarakat sangat membutuhkan banyak hal untuk dibeli. 


"Yang kita herankan kenapa harga-harga kebutuhan pokok harian yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat justru meningkat tajam. Sebut misalnya harga minyak goreng kemasan yang tiba-tiba melejit tidak menentu. "Saat ini kondisi minyak goreng memang bisa dikatakan tidak langka seperti beberapa waktu sebelumnya. Namun entah kenapa harganya tetap saja tidak banyak berubah dari sebelumnya," terangnya. 


Ia mencontohkan, harga minyak kemasan ukuran 1 Kg, saat ini masih mencapai Rp.50 ribu untuk satu kemasan sebesart 1 KG. "Padahal kan minyak gorengnya tidak langka seperti beberapa hari sebelumnya, namun kok harganya masih tidak turun-turun," terangnya. 


Kondisi itu menurut Darni tentunya dirasakan sangat memukul ekonomi para petani, terlebih akhir-akhir ini harga-harga komoditi pertanian justru banyak yang mengalami terjun bebas, seperti halnya casiavera dan cabe merah. 


"Di sisi lain, katanya gas 3 KG juga akan segera menyusul naik pula harganya, begitu pula dengan harga pertalite, begitu pula harga minyak pertamax yang telah naik duluan. Kalau kondisi ini terus berlanjut tentunya para petani seperti kami ini yang paling menanggungkan dampaknya ," terangnya.  (Gib)





×
Berita Terbaru Update