Padang Pariaman---Pimpinan Muhammadiyah, Padang Pariaman, Dr. (C) Fakhri Zaki, SE, MM mengajak masyarakat, untuk mendukung pembangunan jalan tol Sumbar-Riau.
Dukungan masyarakat sangat diperlukan terutama pemilik lahan yang terkenas imbas pembangunan jalan tol tersebut.
Fakhri Zaki mengemukakan hal itu kepada wartawan, Senin (8/6/2020) di Pariaman, mengingat, masih ada lahan yang belum selesai proses pembebasannya.
Surat Al-Maun ayat 104, artinya “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru pada kebaikan dan mencegah kepada yang mungkar dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”.
Ditambahkan, masih dalam surat Al-Mauun ayat 5-7”maka celakalah orang yang shalat yaitu yaitu orang yang lalai terhadap shalat yang berbuat riya dan enggan memberikan bantuan”.
Kandidat doktor ekonomi ini menambahkan, bahwa dengan gencarnya pembangunan infrasturuktur tentu menjadi salah satu tolok ukur kemajuan, Sumatera Barat pada umumnya, Kabupaten Padang Pariaman pada khususnya.
Menurut Fakhri Zaki, dengan selesainya pembangunan jalan tol Sumbar-Riau yang awalnya terletak di Padang Pariaman, akan berdampak peningkatan sektor perekonomian masyarakat pada akhirnyauntuk kesejahteraan masyarakat.
Disamping dapat meningkatkan sektor ekonomi masyarakat juga dapat meningkat Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Padang Pariaman dan Sumatera Barat. Dituturkan lagi, membangun pondasi suatu daerah bukanlah hal yang mudah untuk sampai kepada tujuan, terbentuknya puncak pembangunan tersebut.
Lebih jauh disampaikan Fakhri Zaki, semua membutuhkan proses hingga semangat gotong royong setiap unsur kepentingan yang ikut serta dalam setiap pembangunannya, termasuk jalan tol.
Infrasturuktur adalah aset utama juga pondasi setiap daerah yang memiliki peranan dan manfaat pasa masing-masing sektor.
Masih pendapat Fakhri Zaki, kehadiran kenotivitas jalan bebas hambatan yang terbangun akan berdampingan dengan kawasan produksi rakyat, seperti kawasan industri kecil kawasan pariwisata maupun kawasan ekonomi khusus.
Percepatan pembangunan jalan tol sebagai bagian dari sistem jaringan jalan nasional, sehingga merupakan langakah nyata dalam mewejudkan Nawacita Presiden RI Jokowi Dodo dalam meningkatkan produksi rakyat daya saing bangsa dan mendorong kemajuan peradaban bangsa.
Mengingat panjang jalan tol Sumbar-Riau lebih kurang 244 kilo meter, akan mampu meningkatkan konektivitas antara Ranah Minang dengan Bumi Lancang Kuning, sehingga pergerakan orang dan barang kian mudah dan laancar.
“Kalau masih ada di antara masyarakat yang berbeda pendapat terhadap pembangunan jalan tol Sumbar-Riau, itu boleh boleh saja.
Tetapi jangan sampai ada yang menghalangi, karena segala yang kita punya ini, pada hakikatnya, milik Allah SWT yang dititipkan kepada kita umat manusia. Toh pada akhirnya, sedekah juga yang bisa membantu kita di yaumil mahsyar nanti,” ulas ustad Fakhri Zaki. (aa)
Dukungan masyarakat sangat diperlukan terutama pemilik lahan yang terkenas imbas pembangunan jalan tol tersebut.
Fakhri Zaki mengemukakan hal itu kepada wartawan, Senin (8/6/2020) di Pariaman, mengingat, masih ada lahan yang belum selesai proses pembebasannya.
Surat Al-Maun ayat 104, artinya “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru pada kebaikan dan mencegah kepada yang mungkar dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”.
Ditambahkan, masih dalam surat Al-Mauun ayat 5-7”maka celakalah orang yang shalat yaitu yaitu orang yang lalai terhadap shalat yang berbuat riya dan enggan memberikan bantuan”.
Kandidat doktor ekonomi ini menambahkan, bahwa dengan gencarnya pembangunan infrasturuktur tentu menjadi salah satu tolok ukur kemajuan, Sumatera Barat pada umumnya, Kabupaten Padang Pariaman pada khususnya.
Menurut Fakhri Zaki, dengan selesainya pembangunan jalan tol Sumbar-Riau yang awalnya terletak di Padang Pariaman, akan berdampak peningkatan sektor perekonomian masyarakat pada akhirnyauntuk kesejahteraan masyarakat.
Disamping dapat meningkatkan sektor ekonomi masyarakat juga dapat meningkat Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Padang Pariaman dan Sumatera Barat. Dituturkan lagi, membangun pondasi suatu daerah bukanlah hal yang mudah untuk sampai kepada tujuan, terbentuknya puncak pembangunan tersebut.
Lebih jauh disampaikan Fakhri Zaki, semua membutuhkan proses hingga semangat gotong royong setiap unsur kepentingan yang ikut serta dalam setiap pembangunannya, termasuk jalan tol.
Infrasturuktur adalah aset utama juga pondasi setiap daerah yang memiliki peranan dan manfaat pasa masing-masing sektor.
Masih pendapat Fakhri Zaki, kehadiran kenotivitas jalan bebas hambatan yang terbangun akan berdampingan dengan kawasan produksi rakyat, seperti kawasan industri kecil kawasan pariwisata maupun kawasan ekonomi khusus.
Percepatan pembangunan jalan tol sebagai bagian dari sistem jaringan jalan nasional, sehingga merupakan langakah nyata dalam mewejudkan Nawacita Presiden RI Jokowi Dodo dalam meningkatkan produksi rakyat daya saing bangsa dan mendorong kemajuan peradaban bangsa.
Mengingat panjang jalan tol Sumbar-Riau lebih kurang 244 kilo meter, akan mampu meningkatkan konektivitas antara Ranah Minang dengan Bumi Lancang Kuning, sehingga pergerakan orang dan barang kian mudah dan laancar.
“Kalau masih ada di antara masyarakat yang berbeda pendapat terhadap pembangunan jalan tol Sumbar-Riau, itu boleh boleh saja.
Tetapi jangan sampai ada yang menghalangi, karena segala yang kita punya ini, pada hakikatnya, milik Allah SWT yang dititipkan kepada kita umat manusia. Toh pada akhirnya, sedekah juga yang bisa membantu kita di yaumil mahsyar nanti,” ulas ustad Fakhri Zaki. (aa)