Pariaman (Reportase Sumbar)---Aktifitas menulis dan membaca turut membangun peradaban bangsa Indonesia. Karena dengan aktiftas menulis dan membaca melahirkan bahan bacaan yang dapat membangun peradaban bangsa. Mahasiswa sebagai kaum intelektual di kampus harus mampu berperan aktif dalam membangun peradaban bangsa tersebut.
Demikian diungkapkan Bendahara Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Perwakilan Padang Pariaman/Kota Pariaman Armaidi Tanjung, Sabtu lalu, pada Pelatihan Jurnalistik Siap Pakai, di sekretariat PC NU Kota Pariaman, Simpang Jagung, Pariaman Selatan, Kota Pariaman. Menurut Armaidi, aktifitas membaca sesungguhnya merupakan perintah ayat pertama turun yang diterima Nabi Muhammad Saw. dari malaikat Jibril. “Bacalah”, begitu ayat pertama dari surat Al-Alaq turun.
“Banyak orang yang menulis sesuatu pada mulanya bertujuan sebagai catatan harian seusai melakukan sesuatu. Seperti menulis pada buku diary. Pada saat menulisnya hanya merupakan keluh kesah yang dihadapi dalam kehidupan keseharian. Namun dikemudian hari, catatan harian tersebut menjadi sumber sejarah penting dan peradaban dari sesuatu komunitas,” kata Armaidi Tanjung yang juga penulis sejumlah buku ini.
Ditambahkan Armaidi, bahkan sebuah komunitas (suku) yang tidak pernah ditemukan tulisan yang ditinggalkan oleh generasi pendahulunya, sehingga sulit mengetahui sejarah dan peradaban dari suku tersebut. “Jika ingin menghancurkan peradaban sebuah bangsa, maka hancurkan perpustakaannya yang menyimpan banyak buku, dokumen dan bahan bacaan lainnya tentang bangsa tersebut,” kata Armaidi.
Armaidi juga menyebutkan, kemampuan menulis harus didahului dengan minat baca. Mereka yang tidak berminat membaca, maka akan sulit menulis. Untuk itu, mereka yang ingin menulis harus memaksa dirinya agar mulai rajin membaca. Sediakan waktu untuk membaca setiap hari. Hanya dengan banyak membaca seseorang akan mudah menulis.
“Tak ada alasan lagi menumbuhkan minat baca sulit karena susah mendapatkan buku bacaan. Soal buku sekarang sudah banyak terdapat di perpustakaan. Ada perpustakaan di sekolah, kampus, milik Pemerintah Kota Pariaman di pantai Gandoriah, di kantor desa, bahkan perpustakaan keliling. Masalahnya, masih belum banyak yang memanfaatkan secara maksimal,” tutur Armaidi.
Koordinator Pelatihan Ridho Setia Putra mengatakan, pelatihan diikuti kader PMII Kota Pariaman, IPPNU Kota Pariaman dan GP Ansor Sumbar, berlangsung sejak Jumat (9/8). Materi yang disampaikan adalah apa alasan menulis, teknik menulis berita, teknik wawancara dan teknik menulis profil. Pelatihan juga disertai dengan praktek menulis berita sehingga peserta langsung memahami bagaimana menulis sebuah berita.
Dikatakan Ridho, pelatihan diharapkan mampu memberikan bekal keterampilan menulis kepada peserta yang mayoritas mahasiswa. “Dengan bekal pengetahuan dari pelatihan Jurnalistik Siap Pakai ini, mudah-mudahan sudah ada peserta yang mampu menulis di media massa nantinya,” kata Ridho Setia Putra.(**)