Padang Pariaman (Reportase Sumbar)---Wakil Bupati Padangpariaman Suhatri Bur menyatakan, pertama di Provinsi Sumatera Barat, Gerakan Nikah Sehat (GERNIS) Padangpariaman (PAPA) telah dilaunching Pemkab Padangpariaman.
"GERNIS inovasi baru dari Dinas Kesehatan dalam upaya meningkatkan pencegahan atau deteksi dini berbagai penyakit menular terutama HIV-AIDS. GERNIS ini dilaksanakan bekerjasama dengan Kementerian Agama Kabupaten Padangpariaman," ujar Wakil Bupati Padangpariaman Suhatri Bur, kemarin.
Katanya, gernis dibuat karena di Kabupaten Padangpariaman pernah terjadi pernikahan tanpa screening sehingga pasangan pengantin tertular penyakit HIV dari pasangannya dan anaknya juga ikut tertular HIV.
Selain itu karena kejadian penyakit HIV-AIDS di Kabupaten Padangpariaman terjadi pada usia 15 sampai dengan 35 tahun.
Dikatakan, dari data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2017 diketahui Kabupaten Padangpariaman peringkat ke-3 terbanyak penemuan kasus HIV-AIDS.
"Kejadian penyakit HIV-AIDS di Kabupaten Padangpariaman pada tahun 2005 sampai dengan 2007 sebanyak 104 orang dan dari bulan Januari sampai Maret 2018 sudah ditemukan sebanyak 10 orang," ujarnya.
Lebih jauh dikatakan, daerah yang dia pimpin memang terbanyak ketiga ditemukan kasus HIV-AIDS. "Kita akui data itu valid. Kita tidak malu menerima kenyataan bahwa daerah kita nomor urut tiga di Sumbar. Lebih baik kita tahu data tersebut sehingga kita dapat memutuskan jalan keluar secepatnya, daripada kita tutupi dan meledak pada saat penderitanya sudah banyak," katanya.
"Saya berharap data penyakit yang lain juga dibuka di Padangpariaman sehingga strategi dan program yang tepat dapat dirumuskan pada tahun selanjutnya," tandasnya mengakhiri.(ris)
"GERNIS inovasi baru dari Dinas Kesehatan dalam upaya meningkatkan pencegahan atau deteksi dini berbagai penyakit menular terutama HIV-AIDS. GERNIS ini dilaksanakan bekerjasama dengan Kementerian Agama Kabupaten Padangpariaman," ujar Wakil Bupati Padangpariaman Suhatri Bur, kemarin.
Katanya, gernis dibuat karena di Kabupaten Padangpariaman pernah terjadi pernikahan tanpa screening sehingga pasangan pengantin tertular penyakit HIV dari pasangannya dan anaknya juga ikut tertular HIV.
Selain itu karena kejadian penyakit HIV-AIDS di Kabupaten Padangpariaman terjadi pada usia 15 sampai dengan 35 tahun.
Dikatakan, dari data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2017 diketahui Kabupaten Padangpariaman peringkat ke-3 terbanyak penemuan kasus HIV-AIDS.
"Kejadian penyakit HIV-AIDS di Kabupaten Padangpariaman pada tahun 2005 sampai dengan 2007 sebanyak 104 orang dan dari bulan Januari sampai Maret 2018 sudah ditemukan sebanyak 10 orang," ujarnya.
Lebih jauh dikatakan, daerah yang dia pimpin memang terbanyak ketiga ditemukan kasus HIV-AIDS. "Kita akui data itu valid. Kita tidak malu menerima kenyataan bahwa daerah kita nomor urut tiga di Sumbar. Lebih baik kita tahu data tersebut sehingga kita dapat memutuskan jalan keluar secepatnya, daripada kita tutupi dan meledak pada saat penderitanya sudah banyak," katanya.
"Saya berharap data penyakit yang lain juga dibuka di Padangpariaman sehingga strategi dan program yang tepat dapat dirumuskan pada tahun selanjutnya," tandasnya mengakhiri.(ris)