PADANG PARIAMAN (Reportase Sumbar)---Kondisi bangunan SDN 08 2 X 11 Enam Lingkung, Kabupaten Padangpariaman saat ini sangat membutuhkan rehab atau perbaikan lantai yang terdapat sekolah tersebut. Pasalnya, lantai keramik di beberapa ruangan di sekolah itu belakangan terlihat mulai terkelupas, sehingga perlu dilakukan perbaikan atau rehab.
"Makanya saat ini kita tengah mempersiapkan permohonan melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Padangpariaman, agar sekolah ini nantinya bisa mendapatkan bantuan rehap melalui dana DAK, untuk perbaikan lantai sekolah yang mulai terkelupas ini," terang Kepala SDN 08, Arisman, saat dihubungi di ruang kerjanya kemarin.
Lebih jauh ditegaskan, melihat kondisi kerusakan lantai yang terdapat di sekolah itu, setidaknya untuk memperbaikinya dibutuhkan dana sekitar Rp15 juta rupiah. Lagi pula lanjutnya, jika kerusakan lantai sekolah tersebut tidak sesegeranya diperbaiki, dikhawatirkan bisa mengganggu suasana kenyamanan belajar anak didik yang ada di sekolah itu.
Informasi yang dihimpun melalui Kepala SDN 08 diketahui, bangunan SDN tersebut sebelumnya sempat mengalami kerusakan serius akibat musibah gempa yang terjadi pada bulan September tahun 2009 yang lalu. Dan karena itulah sekolah ini akhirnya berhasil mendapatkan bantuan rehap dari NGO asal negara Jepang."Tapi sekarang kondisi beberapa lantainya telah mulai terkelupas, sehingga perlu dilakukan perbaikan," terangnya.
Selain mengajukan bantuan perbaikan lantai yang ada di sekolah tersebut, pihaknya lanjut Arisman juga mengajukan permohonan bantuan lainnya, yaitu berupa bantuan peralatan olah raga dan alat atau sarana kesenian lainnya.
"Karena jika hanya mengandalkan dana bos saja, tentunya anggaran sekolah tidak mencukupi untuk itu, seperti untuk membeli peralatan drum band misalnya. Makanya, kita akhirnya mengajukan poermohonan agar sekolah ini nantinya bisa mendapatkan bantuan melalui dana DAK," sebutnya.
Diakuinya, kondisi bangunan SDN 08 saat ini terbilang sudah cukup megah. Termasuk diantaranya, seluruh fasilitas WC yang ada di sekolah tersebut juga dibekali dengan fasilitas AC. Hanya saja selama ini biaya perawatannya juga terbilang cukup besar dan mesti ditanggung pihak sekolah setiap bulannya. "Sebagai contoh untuk biaya listrik perbulannya, biasanya kita tidak kurang mengeluarkan dana sekitar Rp500 ribu perbulannya, makanya dengan kondisi itu jelas banyak dana BOS yang terserap untuk biaya operasional sekolah," terangnya. (ris)
"Makanya saat ini kita tengah mempersiapkan permohonan melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Padangpariaman, agar sekolah ini nantinya bisa mendapatkan bantuan rehap melalui dana DAK, untuk perbaikan lantai sekolah yang mulai terkelupas ini," terang Kepala SDN 08, Arisman, saat dihubungi di ruang kerjanya kemarin.
Lebih jauh ditegaskan, melihat kondisi kerusakan lantai yang terdapat di sekolah itu, setidaknya untuk memperbaikinya dibutuhkan dana sekitar Rp15 juta rupiah. Lagi pula lanjutnya, jika kerusakan lantai sekolah tersebut tidak sesegeranya diperbaiki, dikhawatirkan bisa mengganggu suasana kenyamanan belajar anak didik yang ada di sekolah itu.
Informasi yang dihimpun melalui Kepala SDN 08 diketahui, bangunan SDN tersebut sebelumnya sempat mengalami kerusakan serius akibat musibah gempa yang terjadi pada bulan September tahun 2009 yang lalu. Dan karena itulah sekolah ini akhirnya berhasil mendapatkan bantuan rehap dari NGO asal negara Jepang."Tapi sekarang kondisi beberapa lantainya telah mulai terkelupas, sehingga perlu dilakukan perbaikan," terangnya.
Selain mengajukan bantuan perbaikan lantai yang ada di sekolah tersebut, pihaknya lanjut Arisman juga mengajukan permohonan bantuan lainnya, yaitu berupa bantuan peralatan olah raga dan alat atau sarana kesenian lainnya.
"Karena jika hanya mengandalkan dana bos saja, tentunya anggaran sekolah tidak mencukupi untuk itu, seperti untuk membeli peralatan drum band misalnya. Makanya, kita akhirnya mengajukan poermohonan agar sekolah ini nantinya bisa mendapatkan bantuan melalui dana DAK," sebutnya.
Diakuinya, kondisi bangunan SDN 08 saat ini terbilang sudah cukup megah. Termasuk diantaranya, seluruh fasilitas WC yang ada di sekolah tersebut juga dibekali dengan fasilitas AC. Hanya saja selama ini biaya perawatannya juga terbilang cukup besar dan mesti ditanggung pihak sekolah setiap bulannya. "Sebagai contoh untuk biaya listrik perbulannya, biasanya kita tidak kurang mengeluarkan dana sekitar Rp500 ribu perbulannya, makanya dengan kondisi itu jelas banyak dana BOS yang terserap untuk biaya operasional sekolah," terangnya. (ris)