Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Lahirkan Siswa Berkarakter Tugas Berat Guru Ali Mukhni : "Guru Mesti Perhatikan Perubahan Sikap Anak Didik

Minggu, 04 Februari 2018 | 16:36 WIB Last Updated 2022-03-31T15:34:21Z
Bupati Padang Pariaman Drs.H.Ali Mukhni
PADANG PARIAMAN, (Reportase Sumbar)---Bupati Padang Pariaman, H Ali Mukhni menegaskan bahwa membentuk karakter anak adalah  tugas besar penyelenggara pendidikan. Untuk itu, dia menyarankan agar Kepala Sekolah dan guru memperhatikan setiap aktivitas dan perubahan perilaku siswanya.

“Guru itu juga orang tua. Setidaknya guru harus menjaga anak selama di sekolah. Itu tugas berat kita sebagai guru,” ujar Ali Mukhni saat menghadiri Seminar Pembelajaran Abad 21 bagi SMA, SMK, dan SLB se-Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman, di Hall IKK Paritmalintang, Sabtu  kemarin.

Ali Mukhni menilai, hal yang paling penting dilakukan seorang guru yaitu membentuk karakter, moral, atau akhlak seorang anak. Sebab pengaruh yang dapat merubah kepribadian anak cukup besar di zaman sekarang ini. Terlebih, banyak anak yang sudah menggunakan smartphone.

“Kalau hanya membuat anak dari tahu menjadi tidak tahu atau transfer ilmu, itu sudah biasa dalam pendidik. Namun membuat anak menjadi sosok yang berkarakter baik dan cerdas adalah keberhasilan terbesar seorang guru,” tegas pensiunan guru olahraga tersebut.

Untuk mencapai itu, Ali Mukhni menyarankan para guru agar gigih dalam mengawasi aktivitas anak di sekolah. Dia tidak ingin menemukan adanya gurunya yang lengah terhadap permasalahan dan perilaku siswanya.

“Kalau anak izin keluar saat belajar, jangan dibiarkan saja. Perhatikan betul. Jika dirasa terlalu lama, coba susul ke luar atau minta petugas piket melihat. Jangan-jangan siswa itu duduk-duduk atau buka hp di WC,” ujarnya.

Ali Mukhni juga menyarankan, agar sekolah mampu memanfaatkan teknologi informatika untuk perkembangan pendidikan. Sehingga, tidak ada lagi guru yang gagap terknologi. Selain itu, media, metode, dan teknik pembelajaran biasa menjadi lebih bervariasi, karena didukung TI tersebut.

“Saya memang gaptek, tetapi saya tidak ingin warga saya gaptek. Makanya saya sangat dukung program Kominfo Padangpariaman, sehingga anggarannya tidak dipangkas. Prinsip ini saya harapkan juga dilakukan di sekolah,” ujarnya.

Ali Mukhni juga memastikan, bahwa sektor pendidikan menjadi perhatian serius pihaknya. Sebab dia menginginkan Padangpariaman mejadi kabupaten pendidikan di Sumbar, bahkan Indonesia. Untuk itu, dia berupaya mewujudkan beragam fasilitas pendidikan di Padangpariaman.

“Kita harus serius untuk pendidikan ini. Alhamdulillah kita sudah punya Kampus Pelayaran di Tiram dan MAN-IC di Sintuk. Insya Allah dengan dukungan masyarakat kawasan pendidikan terpadu di Tarok menjadi lebih cepat terwujud,” tungkasnya.


Kepala Dinas Pendidikan Sumbar, Burhasman Bur mengatakan, bahwa yang terpenting dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan sekarang yaitu, penguatan pendidikan karakter, peningkatan kompetensi, dan penguasaan literasi dasar.

Untuk pendidikan karakter, kata Burhasman tidak hanya terfokus kepada moral atau akhlak anak. Namun guru juga harus mampu membentuk karakter performance atau daya guna siswanya. Sehingga siswa menjadi sosok cerdas yang baik sikapnya.

“Kadang ada anak ramah dan penurut, tetapi lemah kemampuan belajarnya. Di sisi lain, ada anak yang cerdas tetapi nakal. Ini harus kita benahi dengan penerapan pendidikan karakter dua sisi, yaitu karakter moral dan daya guna dalam belajar,” ujarnya.

Sedangkan peningkatan siswa kompetensi, katanya dapat dilakukan guru dengan memberi peluang dan membimbing anak untuk berpikir kritis dalam memecahkan permasalahan, kreatif, komunikatif, dan mampu berkolaborasi. Semua itu tentu perlu dirancang sehingga berjalan sistematis.

“Untuk literasi mendasar, sebagai penyelenggara pendidikan, kita harus mampu meningkatkan minat dan budaya membaca di sekolah. Kita harus menjadi motivator siswa agar minat membaca. Jadi guru harus rajin mencari sumber bacaan,” katanya.

Baginya, ketiga poin itu dapat terwujud apabila guru menjalankan tugas secara profesional. Katanya, guru yang profesional mampu berkontribusi 90 persen untuk keberhasilan pendidikan. Sedangkan guru yang tidak profesional, hanya mampu berkontribusi hingga 37 persen untuk pendidikan.

“Guru profesional yang saya maksud tentu yang mampu mewujudkan tiga poin tadi. Sedangkan guru yang tidak profesional lebih sibuk memikirkan tunjangan dan lambat dalam menjalankan tugasnya. Semoga ini menjadi perhatian para bapak/ibu kepala sekolah untuk mewujudkan guru profesional,” tungkasnya. (ris)


×
Berita Terbaru Update