Suasana Gotong-Royong di SMPN Patamuan, Beberapa Waktu Lalu |
Hasil pantauan Senin kemarin terlihat, proses evakuasi pohon kelapa di sekolah tersebut berlagsung dramatis. Buktinya, beberapa saat lamanya, sejumlah siswa dan majelis guru di sekolah itu terpaksa diminta keluar ruangan belajar. Hall itu dimaksudkan untuk menghidari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kita sengaja mengambil keputusann ini, tentuya demi keselamatan semua. Termasuk untuk mengantisipasi agar pohon kelapa tersebut jangan sampai menimpa ruangan yang ada di sekolah ini, karena itu juga bisa mengancam keselamatan warga sekolah yang ada di dalamnya," ungkapnya.
Alizar mengakui, pohon kelapa tersebut sebelumnya memang sempat ditebang oleh pemilik kebun. Namun sayangnya, sebagian pohon kelapa justru tersangkut di salah satu pohon yang ada di dekatnya. Alhasil, pohon kelapa itu pun akhirnya belum bisa dibersihkan seperti diharapkan.
"Makanya hari ini kita memutuskan untuk memanggil pekerja untuk membersihkannya," ujar Alizar menambahkan.
Di pihak lain, memasuki tahun ajaran baru 2017-2018, jajaran SMPN I Patamuan sendiri lanjut Alizar berhasil mendapatkan tambahan murid baru sebanyak 80 orang. Hanya saja jumlah itu lanjutnya, sedikit lebih rendah dari target yang telah ditetapkan sebelumnya."Semula target kita paling tidak bisa menerima sebanyak lima lokal siswa baru, namun yang terealisasi tahun ini baru sekitar empat lokal saja," imbuhnya.
Diakuinya, kurangnya jumlah siswa baru yang mendaftar ke SMPN I Patamuan yang dipimpinnya itu, juga bukannya tanpa alasan yang jelas. Salah satunya, di samping belum begitu tegasnya penetapan sistem rayonisasi sebagaimana yang telah ditetapkan pemerintah, juga sejumlah sekolah, seperti madrasah tsanawiyah yang ada di bawah naungan Kemenag, justru lebih dulu menerima pendaftaran, dibanding sekolah SMP yang dipimpinnya itu.
"Makanya banyak siswa yang akhirnya memilih mendaftar ke MTsN, karena masa pendaftarannya juga jauh lebih cepat dibandign penerimaan pendaftaran di SMP," terangnya.
Karena itulah Alizar berharap, ke depan perlunya aturan dan ketegasan pemerintah, sehingga ke depan tidak ada lagi sekolah yang lebih duluan menerima pendaftaran siswa baru.
Meski demikian hal itu lanjut mantan Kepala SMPN 2 Patamuan ini, kondisi tersebut tentunya sama sekali tidak akan mempengaruhi pihaknya dalam meningkatkan kualitas mutu pedidika di sekolah tersebut.
Bahkan secara bertahap, hasilnya bahkan telah mulai dirasakan, salah satunya seperti tingkat kelulusan siswa SMPN I Patamuan saat ujian akhir nasional baru-baru ini, dimana dari 80 siswa kelas IX yang mengikuti ujian akhir nasional, semua dinyatakan lulus 100 persen. (ris)