![]() |
| Petugas Selamat Masyarakat Terdampak Banjir |
PADANGPARIAMAN--- Kabupaten Padangpariaman dilanda bencana banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem sejak Sabtu, 22 November 2025 pukul 08.00 WIB hingga kini, 24 November 2025.
Bencana ini dipicu oleh hujan lebat yang mengguyur wilayah tersebut secara terus-menerus hingga kini, sehingga menyebabkan luapan sejumlah sungai besar seperti Sungai Batang Anai, Batang Ulakan, Batang Tapakih, dan Batang Kamumuan.
Bupati Padangpariaman, John Kenedy Azis (JKA), turun langsung meninjau sejumlah titik terdampak parah. Peninjauan dimulai dari lokasi jalan amblas di ruas Padang Baru–Kampung Bonai, dilanjutkan ke Kampung Galapuang yang digunakan sebagai lokasi pengungsian masyarakat terdampak banjir di hampir seluruh nagari di Kecamatan Ulakan Tapakis.
Rombongan kemudian melanjutkan kunjungan ke Korong Surantiah, Nagari Lubuak Aluang, serta Nagari Kasang yang juga mengalami dampak banjir cukup parah. Bupati direncanakan melanjutkan peninjauan ke beberapa kecamatan lainnya.
Dalam keterangannya, Bupati JKA menyebutkan bahwa Pemerintah Kabupaten Padangpariaman telah mengaktifkan pelayanan tanggap darurat melalui kolaborasi pentahelix. Pemerintah daerah bergerak cepat di bawah koordinasi Sekretaris Daerah bersama BPBD, Dinas PUPR, Dinas Kesehatan, TNI, Polri, serta unsur terkait lainnya untuk melakukan penanganan di lapangan.
Sebelumnya, BPBD bersama Satgas TRC PB telah melakukan evakuasi warga terdampak, sekaligus melaksanakan assessment dan pendataan kerusakan. Pemerintah daerah juga menyalurkan bantuan logistik darurat berupa nasi bungkus kepada para pengungsi serta mendirikan dapur umum bersama Dinas Sosial P3A dan pemerintah nagari untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
Bupati JKA menegaskan bahwa dampak bencana ini tidak dapat ditangani sendiri oleh pemerintah daerah. Menurutnya, Padangpariaman sangat membutuhkan dukungan dari pemerintah pusat, terutama dalam hal normalisasi sungai.
“Kami mohon kepada pemerintah pusat, khususnya Balai Wilayah Sungai (BWS), untuk segera melakukan normalisasi Sungai Batang Ulakan. Saat ini ada tiga kecamatan terdampak banjir dengan ketinggian air mencapai sekitar 80 sentimeter,” ungkapnya
Ia juga menyampaikan bahwa banjir telah merusak lahan pertanian dan sektor ekonomi masyarakat. Sawah dan tanaman jagung yang baru ditanam hancur, sejumlah ternak dilaporkan hanyut dan belum ditemukan, serta tambak udang dan ikan mengalami kerusakan berat.
“Dengan kemampuan APBD kami, kami tidak sanggup memperbaiki seluruh infrastruktur yang rusak. Oleh karena itu, kami sangat berharap bantuan dari pemerintah provinsi dan pemerintah pusat,” tambahnya mengakhiri. (eri)

