PADANG PARIAMAN - Anggota Komisi IX Anggota DPR RI, Ade Rezki Pratama bersama BPJS Kesehatan menggelar kegiatan sosialisasi Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di V Koto Timur Kabupaten Padang Pariaman, Sabtu (1/11).
Ade Rezki Pratama menyampaikan bahwa pentingnya BPJS Kesehatan dalam menjamin akses pelayanan kesehatan masyarakat. Menurutnya, ada dua jenis kepesertaan dalam BPJS, yakni Mandiri dan Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang dibiayai pemerintah.
“Tahun 2023 lalu, kita sudah mengupayakan lebih dari 20 ribu masyarakat agar terdaftar sebagai penerima layanan BPJS dari pemerintah. Alhamdulillah semuanya sudah berhasil,” ujarnya.
Ia juga memaparkan untuk di Padang Pariaman profilnya belum mencapai Universal Health Coverage (UHC).
"Ini merupakan tugas kita bersama - sama agar bisa mencapainya sehingga masyarakat bisa terlayani dengan fasilitas baik di daerah maupun provinsi," ujar Ade
Selain soal kepesertaan, Ade Rezki juga menekankan pentingnya peningkatan fasilitas kesehatan (faskes) agar pelayanan yang diterima masyarakat semakin optimal.
Ia mendorong masyarakat tidak hanya menggunakan kartu BPJS saat sakit, tetapi juga memanfaatkannya untuk layanan preventif.
“Kalau bisa, jangan gunakan kartu BPJS karena sakit, tapi datanglah untuk layanan Cek Kesehatan Gratis. Pencegahan jauh lebih baik sebelum penyakit datang,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bagian Penjaminan Manfaat dan Utilisasi BPJS Cabang Padang Hasbiyas Siddik menjelaskan secara rinci program-program yang dijalankan BPJS Kesehatan.
Ia menyebutkan, saat ini BPJS tidak hanya memberikan layanan pengobatan, tetapi juga berbagai inovasi berbasis digital.
“BPJS Kesehatan telah meluncurkan aplikasi Mobile JKN yang memudahkan masyarakat untuk mengakses informasi, mengubah data kepesertaan, melakukan pendaftaran, hingga mendapatkan pelayanan tanpa harus antre lama. Selain itu ada program Pendaftaran Online dan Pengesahan Kartu Digital yang bisa langsung dipakai tanpa harus menunggu kartu fisik,” kata Hasbiyas.
Ia menambahkan, BPJS Kesehatan juga mengembangkan layanan Antrean Online di fasilitas kesehatan yang terintegrasi dengan sistem rumah sakit. Dengan sistem ini, peserta bisa mendaftar dan mendapatkan nomor antrean melalui ponsel, sehingga lebih efisien dan mengurangi waktu tunggu.
Ia juga menyebutkan saat ini kepesertaan JKN di Padang Pariaman baru 85 persen namun yang aktif hanya 64 persen. "Ada 20 persen peserta yang menunggak di Padang Pariaman yang disebabkan oleh dua faktor," ujar dia.
Ia menyampaikan faktor banyaknya peserta yang menunggak tersebut pertama yaitu karena faktor ekonomi sedangkan yang kedua karena keinginan untuk membayar yang rendah sebab belum merasa memerlukan pelayanan medis namun akan membayarkan ketika sedang sakit. (nal)

