PADANG PARIAMAN - Anggota DPRD Kabupaten Padang Pariaman Agusriadi yang juga merupakan tokoh masyarakat Kecamatan V Koto Timur, menyayangkan adanya belasan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di daerah tersebut tidak naik kelas.
"Saya selaku tokoh masyarakat sangat menyayangkan terkait siswa yang tidak naik kelas sebanyak itu. Kalau 1 sampai 5 orang siswa mungkin biasa saja," ungkap Agusriadi di DPRD Padang Pariaman, Jumat (1/8).
Ia mengatakan hal ini perlu ditelusuri ke sekolah tersebut atau orang tua muridnya. Pasalnya, Apakah masalah itu dari siswa atau sekolah itu sendiri. "Jadi itu yang perlu kita telusuri," ungkapnya.
Menurutnya, meninggalkan atau tidak naik kelas itu tidak solusi. Bahkan bisa menjadi beban moral dan mental bagi anak yang tinggal kelas itu.
"Kalau ada anak yang bermasalah, jauh jauh hari harus diselesaikan. Walaupun guru sudah memberikan pertimbangan terhadap anak itu, namun perlu juga pertimbangan lagi terkait akibatnya," tegasnya.
Agusriadi juga menyampaikan pihaknya Senin depan akan bertemu dengan wali murid di DPRD dengan Komisi 1. Nah, setelah itu baru akan melakukan sidak ke sekolahan.
Sementara itu, Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Padang Pariaman, Vebi Deswanto membenarkan bahwa ada sekitar 18 siswa disalah satu SMP di Kecamatan V Koto Timur yang tidak naik kelas.
Menurutnya, tidak ada regulasi bahwa tidak boleh meninggalkan atau membuat siswa tidak naik kelas. Pasalnya, dari laporan pihak sekolah bahwa siswa yang tinggal kelas itu siswa yang benar - benar tidak bisa ditolong. Karena siswa tersebut ada yang tidak masuk ataupun cabut pada saat jam sekolah.
"Semua berita acara terkait siswa tersebut ada sama guru ataupun wali kelasnya. Karena yang tahu dengan siswa tentunya meraka," jelasnya. (nal)