Foto Bayi Dalam Pemeriksaan Dokter |
PADANGPARIAMAN - Awas gejala penyakit misterius ancam anak'anak dan balita, kemarin, Dinkes Padangpariaman pro aktif pantau perkembangan informasi penyakit misterius.
Kenapa tidak dunia kesehatan akhir-akhir ini sempat dikejutkan kehadiran gejala penyakit yang tergolong masih misterius yang rentan menimpa kalangan anak-anak atau balita.
Menyikapi hal itu, jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Padangpariaman saat ini terus aktif memantau perkembangan gejala penyakit hepatitis yang tergolong masih misterius tersebut.
Seperti diakui Kadis Kesehatan Pemkab Padangpariaman, H. Aspinuddin pihaknya sejauh ini masih belum menerima arahan atau pun intruksi resmi dari departemen terkait di lingkungan Kementrian Kesehatan pusat, baik mengenai keberadaan maupun langkah penanganan gejala penyakit yang terbilang masih misterius tersebut.
"Makanya saat ini kita tentunya belum bisa melakukan tindakan apa-apa. Lagipula kan informasinya baru kita ketahui dari informasi yang beredar di beberapa media," ungkap penasehat IDI Kabupaten Padangpariaman ini.
Meski demikian pihaknya sebut Aspinuddin tentunya tidak hanya tinggal diam menyikapi berbagai informasi yang berkembang terkait keberadaan dan perkembangan kasus hepatitis misterius dimaksud. Melainkan pihaknya tetap pro aktif memonitor dan memantau setiap perkembangan yang terjadi.
IDI Padangpariaman Solid
Di sisi lain, menyikapi terkait adanya gonjang ganjing yang terjadi di lingkungan internal tenaga Dokter di Indonesia, ditandai kehadiran organisasi Persatuan Dokter Indonesia atau PDSI, Aspinuddin menegaskan bahwa sejauh ini IDI Kabupaten Padangpariaman sama sekali tidak terpengaruh dengan berbagai polemik yang melanda kalangan korps baju putih tersebut.
"Sebagai kepala dinas maupun penasehat IDI Kabupaten Padangpariaman saya bisa mengatakan bahwa organisasi IDI Padangpariaman masih tetap solid sejauh ini," ulasnya.
Lebih jauh ditambahkan Aspinuddin, sebagaimana diketahui kehadiran organisasi PDSI itu sifanya hanya sebatas ormas atau organisasi kemasyarakatan.
Makanya statusnya jelad berbeda dengan IDI yang telah lama diakui dan memiliki payung hukum yang jelas sebagai organisasi profesi tenaga dokter di Indonesia.
"Jadi keberadaan maupun status antara IDI dan PDSI jelas berbeda satu sama lain. Karena keberadaan organisasi IDI kan juga mengatur tentang izin praktik bagi para dokter yang tergabung didalamnya, jadi tentunya jauh berbeda dengan PDSI yang hanya sebatas ormas," tukuknya.
Meski demikian khusus di Kabupaten Padangpariaman polemik tersebut menurut Aspinuddin sama sekali tidak ada pengaruhnya.
Karena organisasi profesi tenaga dokter yang ada dan diakui di daerah ini, satu-satunya hanyalah IDI."Prinsipnya hingga detik ini IDI Padangpariaman tetap solid," imbuhnya mengakhiri. (ris)