Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Dua Hektare Lahan Pertanian Disapu Aliran Sungai Batang Piaman Ketek Kades Ansharuddin :"Terjadi Sejak Sepuluh Tahun Terakhir"

Minggu, 06 Mei 2018 | 10:47 WIB Last Updated 2022-03-31T15:34:21Z
Pariaman (Reportase Sumbar)---Dalam rentang sepuluh tahun terakhir, tercatat sedikitnya dua hektare lahan pertanian masyarakat di Desa Sungai Pasak, Kecamatan Pariaman Timur, Kota Pariaman luluh lantah akibat terkikis arus Batang Piaman Ketek yang melintasi daerah itu.

Seperti diakui Kepala  Desa Sungai Pasak, Ansharuddin, saat dihubungi di Masjid Raya Desa Sungai Pasak Kamis kemarin. Menurutnya, penamaan Desa Sungai Pasak sendiri awalnya berasal dari Korong Sungai Pasak, dan selanjutnya statusnya meningkat menjadi Desa Sungai Pasak.

“Sedangkan nama Sungai Pasak sendiri menurut ceritera yang saya terima, berawal dari adanya pertemuan sungai di Desa Sungai Pasak ini, yaitu Sungai Batang Piaman dan Batang Piaman Ketek. Kebetulan yang melintasi Desa Sungai Pasak ini adalah sungai Batang Piaman Ketek,” terangnya.

Hanya saja meski namanya Batang Piaman Ketek, namun saat tertentu seperti musim penghujan arus sungai Batang Piaman Ketek justru kerap berubah ganas, hingga sering meruntuhkan tebing sungai, termasuk merusak lahan pertanian milik warga.
“Ya sejak sekitar sepuluh tahun terakhir ini diperkirakan sudah ada dua hektare lahan pertanian warga yang hanyut terkikis air, makanya jika ini dibiarkan tetap berlarut-larut dikhawatirkan akan bisa berdampak lebih buruk lagi terhadap keselamatan lahan pertanian warga,” terangnya.

Dengan alasan itulah Ansharuddin mengaku sangat mendukung komitmen Pemko Pariaman untuk menormalisasi aliran batang sungai Batang Piaman Ketek dimaksud, sehingga ke depannya kerusakan lingkungan seperti yang kerap ditemui selama ini bisa diantisipasi sedemikian rupa.

“Memang Pemko Pariaman sebelumnya sempat berkeinginan untuk menormalisasi aliran sungai Batang Piaman Ketek ini. Bahkan di bagian kiri kanannya juga direncanakan akan ikut dibebaskan, masing-masing berukuran sepuluh meter kiri kanannya,” terangnya.
Hanya saja lanjutnya, untuk bisa menormalisasi aliran sungai tersebut seperti diharapkan, tentunya tidaklah semudah membalik telapak tangan.

Karena tentunya dibutuhkan adanya beberapa proses, termasuk pembebasan lahan milik warga. “Jadi inilah salah satu permasalahannya, karena sebagian masyarakat belum mendapatkan kesepakatan untuk masalah pembebasan lahan. Makanya ke depan kita berharap semuanya bisa berjalan lancar seperti diharapkan, sehingga aliran sungai Batang Piaman Ketek ini bisa dinormalisasi sedemikian rupa,” terangnya.

Di pihak lain Ansharuddin mengakui, secara umum kehidupan ekonomi masyarakat Sungai Pasak lebih banyak bertumpu pada sektor pertanian. Kebanyakan diantaranya sebagai petani penggarap. Karena seperti diketahui luas keseluruhan lahan pertanian yang ada di Desa Sungai Pasak hanya berkisar 80 hektare, itupun kebanyakan hanya dikuasai oleh sebagian kecil masyarakat. Sementara masyarakat lainnya lahannya terbilang sangat terbatas.

“Makanya sangat beralasan jika masyarakat disini banyak berprofesi sebagai petani penggarap, termasuk diantaranya menggarap atau bekerja di lahan pertamian milik orang lain,” terangnya.

Karena itulah lanjutnya, selain fokus merampungkan pembangunan kepala desa yang baru, pihaknya dari pemerintahan desa Sungai Pasak, saat ini juga fokus menggiatkan program pemberdayaan ekonomi masyarakat, termasuk diantaranya dengan menggelar berbagai pembekalan dan pelatihan bekerjasama dengan instansi terkait lainnya.

Demikian pula halnya dalam bidang pembangunan fisik, sepanjang tahun 2016 yang lalu pihaknya dari Pemerintahan Desa Sungai Pasak  telah memprogramkan pembangunan empat saluran irigasi cacing, yang panjangnya ada yang mencapai 300 meter. “Pada tahun ini program itu juga rencananya akan kita lanjutkan, sehingga nantinya diharapkan kebutuhan air untuk mengairi lahan pertanian masyarakat bisa terpenuhi seperti harapan semua pihak,” tegasnya. (ris)




×
Berita Terbaru Update