Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Kadiskes Padang Pariaman: Januari – Maret Ditemukan 10 Kasus HIV

Rabu, 11 April 2018 | 19:45 WIB Last Updated 2022-03-31T15:34:21Z


Padang Pariaman, (Reportase Sumbar)---Peningkatan kasus HIV di Kabupaten Padang Pariaman perlu menjadi perhatian semua pihak. Rentang waktu Januari hingga Maret 2018 ini saja, sudah ditemukan lagi 10 kasus yang terinfeksi HIV.

Demikian diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman dr. Aspinuddin,  Selasa (10/4/2018) di aula Dinas Kesehatan Padang Pariaman kepada wartawan, disela-sela  pembukaan pertemuan Validasi Data Akses Sanitasi Calon Korong SBS. Menurut Aspinuddin, Kabupaten Padang Pariaman sudah berada pada urutan ketiga tertinggi dalam kasus HIV/AIDS di Propinsi Sumatera Barat.

“Terkait dengan terjadinya kasus sodomi terhadap puluhan anak di Sungai Limau beberapa hari lalu, setelah diperiksa si pelakunya tidak terinfeksi HIV. Sehingga korban dari sodomi tersebut dipastikan tidak terinfeksi HIV. Semula kita mengkuatirkan, jika si pelaku sudah terinfeksi HIV, maka kemungkinan besar si korbannya juga terinfeksi HIV,” kata Aspinuddin.

Semakin banyaknya ditemukan kasus warga yang terkena HIV ini, kata Aspinuddin, dihimbau kepada masyarakat, orangtua dan tokoh masyarakat lainnya agar selalu mewaspadai dan meningkatkan kontrol terhadap anak-anak. “Jika ada perilaku yang mencurigakan terhadap pergaulan anak-anak, baik sesama jenis maupun lawan jenis, patut diselidiki lebih lanjut. Jika terkait dengan kesehatan, maka segera hubungan bidan desa atau petugas Puskesmas terdekat, “ kata Aspinuddin.
Aspinuddin juga menambahkan,  peningkatan kasus HIV di Padang Pariaman juga dipicu  maraknya perilaku lesbian, gay, biseksual  dan transgender yang dikenal dengan istilah LGBT. “Ini perlu menjadi perhatian semua pihak. Tidak cukup hanya dari petugas kesehatan saja,” kata Aspinuddin.

Sekretaris Forum Kabupaten Sehat (FKS) Padang Pariaman Armaidi Tanjung menambahkan, perilaku seks penyimpang ini cenderung meningkat. Selain faktor lingkungan yang sunyi, jauh dari control orang lain, pengalaman pernah jadi korban pelecehan seksual, maupun dorongan dari luar seperti tayangan adengan seronoh melalui berbagai media.

“Perilaku seks bebas menjadi faktor utama dalam penyebaran virus HIV/AIDS. Berbagai bentuk perilaku seks bebas yang semuanya merupakan perilaku tidak sehat dalam reproduksi manusia. Hubungan seksual dan reproduksi sehat hanyalah melalui lembaga perkawinan, bukan dengan berganti-ganti pasangan,” kata Armaidi penulis buku Free Seks No, Nikah Yes ini.

“Dalam Al-Qur’an surat Al-Isra’ ayat 32,  jangankan melakukannya,  mendekati zina saja sudah dilarang. Karena  zina suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk. Perilaku zina merupakan reproduksi tidak sehat,” kata Armaidi Tanjung.

Dikatakan Armaidi, perilaku seks bebas tersebut antara lain, seks pranikah,  selingkuh, kumpul kebo, pelacuran, gigolo, homoseksual, lesbian, sodomi, perkosaan dan LGBT. Sedangkan akibatnya,  setidaknya ada 12. Yakni, berkurangnya rezeki, merendahkan derajat manusia, hilangnya kehormatan wanita, anak lahir tanpa ayah, aborsi, hancurnya rumah tangga, berjangkit penyakit kelamin, terkena HIV-AIDS, munculnya mafia perdagangan wanita, mematikan rasa cinta, terputus wali nikah dan larangan  kawin dengan pezina, kata Armaidi Tanjung menambahkan. (***)


×
Berita Terbaru Update