Pariaman (Reportase Sumbar)--- Walikota Pariaman H Mukhlis Rahman mengatakan, sampai saat ini Kota Pariaman telah memiliki 44 unit Poskesdes, 12 unit Pustu dan 7 unit Puskesmas induk pada 4 kecamatan yang ada dan pada bulan desember 2016 yang lalu kita sudah meresmikan 1 (satu) unit Rumah Sakit Umum Daerah yang diberi nama RSUD dr Sadikin.
"Rumah Sakit dr.Sadikin ini menjadi Rumah sakit rujukan bagi seluruh puskesmas di Kota Pariaman. Pada bidang Infrastruktur, selama kurun waktu 2009-2016 Kota Pariaman mampu melakukan peningkatan jalan, pemeliharaan, dan rehabilitasi jalan kota (hotmix) sepanjang 153.785 Km dari total 268.287 Km panjang jalan kota yang tersebar di 4 kecamatan," kata Walikota Pariaman H Mukhlis Rahman dan Kadis Kominfo Kota Pariaman Yalviendri , kemarin.
Katanya, sejak tahun 2008 sampai 2016 terjadi peningkatan jalan kota dari 258.850 Km menjadi 268.287 Km pada tahun 2016, yang berarti mengalami peningkatan sebesar 3,65%. Peningkatan kualitas jalan pada suatu wilayah akan sangat menentukan kelancaran jalur distribusi barang dan jasa, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Dikatakan, pembangunan infrastruktur, tidak hanya mencakup sarana jalan dan jembatan, tetapi meliputi semua bidang yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Secara bertahap dan berkelanjutan Pemerintah Kota Pariaman terus membangun dan membenahi sarana dan prasarana infrastruktur kesehatan, pendidikan, pemukiman dan berbagai fasilitas sosial lainnya.
"Pada bidang Ekonomi kerakyatan, Basis ekonomi kerakyatan yang kita bangun di Kota Pariaman adalah pembiayan ekonomi melalui usaha kecil dan menengah (UKM), terutama meliputi sektor industri kecil, kerajinan rakyat, pertanian, perternakan, makanan, pariwisata dan sebagainya," ujarnya.
Lebih jauh dikatakan, faktor lain dalam mengukur keberhasilan program pembangunan dalam Otonomi Daerah adalah penanggulanan kemiskinan dan pengurangan angka pengangguran. Berdasarkan survey angkatan kerja 2016 jumlah angka pengangguran Kota Pariaman terhitung sebanyak 6,51% dari 36.000 orang angkatan kerja. Pada tahun 2016, berhasil diturunkan sebesar 0,16%.
Sebagai salah satu kota tertua di Indonesia, pada masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia dari agresi belanda, Kota Pariaman menjadi markas Angkatan Laut Republik Indonesia.
Menilik dari sejarah tersebut, Pemerintah Kota Pariaman sejak tahun 2016, telah membangun monumen ALRI dan telah diresmikan secara langsung oleh Kepala Staf TNI AngkatanLaut Republik Indonesia, Laksamana TNI Ade Supandi pada tanggal 8 Maret 2017.
"Memang dahulunya, sebelum Pariaman menjadi daerah otonom, ada tugu Angkatan Laut yang berlokasi di Simpang Kampung Cino, Kota Pariaman. Namun beberapa tahun kemudian tugu tersebut diubah menjadi tugu Tabuik seperti yang ada sekarang. Kita tidak ingin Pariaman kehilangan sejarah perjuangan di daerah sendiri, sehingga kita perlu untuk membangun Monumen Sejarah TNI Angkatan Laut di Kota Pariaman," ujarnya.
Monumen perjuangan tersebut sekarang berdiri megah di Muaro Pantai Gandoriah, sebuah kawasan wisata yang ramai dikunjungi wisatawan setiap hari. Ke depan, areal monumen sejarah ini akan kita kembangkan, diperluas dan dirawat secara berkesinambungan, sehingga mampu menjadi destinasi wisata sejarah dan minat khusus.
"Sebagai informasi dapat kami sampaikan bahwa kunjungan wisata ke Kota Pariaman dari tahun ke tahun trend-nya selalu mengalami peningkatan. Sampai dengan akhir tahun 2016, Jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Pariaman dalam priode 5 (lima) tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup menggembirakan. Pada tahun 2009 lalu, jumlah kunjungan wisatawan tercatat hanya sebanyak 609.699 orang, sedangkan pada akhir tahun 2016 jumlah kunjangan wisatawan meningkat pesat menjadi 2.907.822 orang, atau meningkat lebih dari 400 %," ujarnya.
Hal ini katanya, di samping peningkatan intensitas trip kereta api dari Padang Ke Pariaman (PP) menjadi 4 kali setiap hari, juga ditunjang dengan pembangunan destinasi wisata dan penyelenggaraan iven-iven tetap secara berkala, sehingga menjadi dayatarik wisatawan berkunjung ke Kota Pariaman. Jika rata-rata sekali ke Pariaman kereta api dapat membawa 500 orang berarti ada 2.000 orang yang datang ke Pariaman dalam sehari.
"Sarana kereta api ini sangat mendukung perkembangan pariwisata Kota Pariaman. karena memiliki akses yang mudah, murah, dan menyenangkan bagi wisatawan yang datang ke Pariaman. Kita tentunya sangat menyadari, bahwa Kota Pariaman tidak memiliki kekayaan sumber daya alam, tapi kita memiliki keindahan alam bahari yang sangat luar biasa, oleh karena itu, kita tetap berkomitmen untuk terus menerus melakukan pembangunan sektor kepariwisataan sebagai potensi unggulan daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daerah," ujarnya.
Kedepan jelasnya, pengembangan potensi wisata ini akan terus ditingkatkan seperti lanjutan pembangunan monumen Asean (Asean Youth Park), Pembangunan Masjid Terapung yang sedang kita proses tahun ini, pengembangan objek wisata pulau tangah, pembangunan taman Kota Pariaman, pembangunan Gedung Olah Raga (GOR) serta Pariaman water frontcity.
Pariaman Water frontcity suatu konsep dimana seluruh bangunan yang berada pada aliran sungai harus menghadap kesungai dan didukung dengan infrastruktur jalan dan fasilitas lainnya, sehingga tidak ada lagi bangunan yang membelakangi sungai.
Namun katanya, hingga masih banyak tantangan dan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Namun Sesungguhnya telah banyak pula prestasi pembangunan yang telah berhasil diraih. "Alhamdulillah sampai akhir tahun 2016, berkat dukungan seluruh elemen masyarakat Kota pariaman, kita kembali bisa mempertahankan Piala Adipura, dan Penghargaan nasional di bidang tertib lalulintas dan angkutan jalan Piala Wahana Tata Nugraha. Kita juga telah berhasil meraih predikat Wajar Tanpa Pengecualaian (WTP) dari BPK ke 4 kalinya atas tertib pengelolaan anggaran dan aset daerah Kota Pariaman," tandasnya.(ris)