Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

PEMIMPIN, MANUMBOK NAN CABIAK

Rabu, 20 Mei 2020 | 12:03 WIB Last Updated 2022-03-31T16:29:19Z

Oleh: H. Ali Mukhni
Bupati Kabupaten Padang Pariaman

DALAM kearifan adat Minangkabau manumbok nan cabiak (menutupi yang robek) maknanya adalah segera menutupi keadaan yang robek, terbuka dan dapat membuka aurat dan mengundang malu bersama.

Manumbok nan cabiak biasanya memang tugas dan akan segera dilakukan oleh orang yang memiliki kompetensi dan otoritas dalam satu komunitas atau masyarakat.

Di rumah tangga yang bertanggung jawab menutupi robeknya persatuan antar anggota keluarga adalah ayah, dalam suku penghulu, dalam organisasi fungsionarisnya dan dalam negara tentu pemerintah, dalam hal ini pemimpin formal sesuai tingkatannya.

Terma manumbok nan cabiak ini terasa sudah sangat mendesak, kita pemimpin negeri harus segera dan diharapkan lebih cepat lagi untuk menutupi potensi yang akan menimbulkan robeknya kehidupan masyarakat yang sudah mengangga luas.

Kasat mata, nampak bahwa pendemi covid 19 ini telah merobek banyak sistim kehidupan pribadi, keluarga, dan tak terkecuali dalam berbangsa dan bernegara, jika tidak segera ditutupi pemimpin, maka akan sangat berbahaya bagi persatuan dan kebersamaan bangsa ini.

Pandemi covid 19 yang sudah lebih satu bulan ini disadari betul bahwa luka dan robek sosial sudah multidimensi dan mencakup bahagian penting yang dirasakan hampir semua lapisan masyarakat, dan ada yang lebih sangat dalam lukanya dan segara harus dijahit, segera ditutupi adalah mereka yang berada dalam situasi ekonomi pas-pasan, pekerja informal dan masyarakat pekerja harian atau buruh lepas.

MENUTUPI LUKA PSIKOLOGIS

Robek atau gangguan psikologis (kejiwaan) kecil atau besar hampir di alami oleh semua orang, yang lebih tinggi tingkat gangguannya tentu orang terpapar Covid 19, ODP, PDP dan keluarganya, oleh karena itu pemimpin harus mencari terobosan dan ikhtiar mengembalikan mental psikologis orang yang tengah mendapat musibah dan masyarakat.

Gerakan memberikan dukungan moral dan material kepada tokoh-tokoh agama, ulama, dan panutan masyarakat untuk tetap kuat dan memberikan nasehat, bimbingan dan taushiyah agama kepada masyarakat adalah salah satu pilihan menyediakan konsultan publik.

Motivasi dan pertimbangan kami memberikan zakat maal yang dikumpul oleh Baznas Padang Pariaman kepada 500 orang ulama dan pemimpin umat adalah didasarkan oleh tujuan agar mereka tetap kuat dan tegar mengayomi masyakat di tengah pandemi covid 19, disamping ulama, mubaligh juga cukup kuat kena dampak dari musibah dunia ini.

Kami sangat terenyuh dan menitik air mata mendengarkan tauhsiyah betapa beratnya beban ulama dan mubaligh saat ini yang disampaikan Buya Gusrizal Gazahar Ketua MUI Sumatera Barat dengan vidio conperensi saat menyerahkan zakat kepada ulama, Kamis, 23 Maret 2020 di Masjid Agung Padang Pariaman.

Kepedulian pemimpin kepada ulama dan mubaligh kami yakin dapat memberika rasa nyaman kepada masyarakat, disamping itu memang tugas pemimpin memuliakan ulama itu sama artinya dengan mengangkat martabat agama.

Insiatif mempedulikan mereka itu, terasa betul maknanya dalam sentuhan pribadi dengan ulama dan mubaligh tersebut.

Insya Allah kami akan terus berbuat bagi mempercepat penyembuhan luka psikologis masyarakat karena dampak tak langsung dari stayathome, social distancing, psichal distancing (di rumah saja, jaga jarakd hindari kerumunan) dengan mengunjungi masyarakat sampai ke pelosok nagari dan dibatasinya ibadah umat di masjid dan surau.

MENGATASI KESULITAN EKONOMI

Robek yang sudah kelihatan nyata dihadapan mata saat ini adalah kesulitan ekonomi.

Masyarakat yang kehidupannya bergantung dari kerja harian, buruh, petani, pedagang kecil dan wiraswasta menegah ke bawah jelas kehilangan kesempatan mencari uang, akibatnya mereka menjadi tak punya penghasilan membiayai diri dan keluarganya.

Makan, minum dan kebutuhan pokok tidak bisa ditunda, uang pembeli tidak ada, sungguh dapat dirasakan penderitaannya.

Kita pemimpin tentu harus cepat hadir mengatasi kesulitan keuangan masyarakat ini. Siapapun dan ditingkat manapun pemimpin, lebih lagi pemimpin formal harus cepat tanggap dan bersegera menolong masyarakatnya.

Pemerintah memang sudah menetapkan sekian jenis bantuan dan skema keuangan mengurangi beban masyarakat, namun perlu langkah-langkah cepat, tepat dan akurat untuk segera sampai di tangan masyarakat yang berhak.

Sebagai bahagian dari pemimpin di negeri ini, perlu kita sadari bersama bahwa saat ini situasinya sudah sulit sekali, maka penyelesaian sengkrut data, validasi data, dan birokrasi lainnya harus segara dituntaskan.

Pemimpin bersegaralah turun ke lapangan, lihat dan rasakan keadaan masyarakat, lalu segera eksekusi bantuan dan pertolongan yang dapat diberikan. Jangan lalai lagi, ayo segera kita tumbok (tutupi) nan cabiak (robek).

MENGUATKAN TEOLOGIS (IMAN)

Pandangan dan diskusi dengan masyarakat dapat pula dirasakan bahwa kegoncangan iman, baik sebagai effek dihentikannya kegiatan Jum’at, jamaah, wirid, tarawih dan taushiyah di Masjid, Surau dan Mushalla, sesuai fatwa.

Maklumat dan tauhsiyah MUI, untuk menjaga jarak dan mencegah penularan covid 19, maupun karena gangguan berita hoax di media sosial yang dapat menurunkan imun dan iman masyarakat, maka pemimpin harus mendampingi masyarakat dengan mengerakkan potensi ulama dan mualigh secara nyata di masyarakat.

Dalam bidang kesehatan masyarakat, pemimpin dituntut memastikan ketersediaan layanan kesehatan yang prima bagi mereka yang terpapar, dan menyediakan promosi kesehatan yang cukup agar terhindar dari penularan covid 19.

Kepercayaan publik bahwa Dinas Kesehatan pada daerah mampu dan kuat mengatasi keadaan, adalah vitamin untuk meneguhkan energi teologi (iman) masyarakat.

Kegoncangan iman dapat terjadi pemimpin tidak mampu mengelola realitas sosial dari yang negatifm positif.

Peran pemimpin menyampaikan himbauan, pandangan, arahan dan kepastian kebijakan adalah resep mujarab untuk meneguhkan keyakinan masyarakat.

Penutup kalam dapat kami tegaskan bahwa dalam suasana pandemi covid 19, waktunya pemimpin menjadi imam yang akan dipanut, menjadi panglima yang segera memberi komando menghadapi musuh yang sudah depan mata. 

Menjadi pamong yang mengayomi masyarakatnya, tidak elok bila ada pemimpin negeri yang masih mendahulukan motif tertentu, pencitraan dan iming-iming yang dapat menjadi bom waktu merusak tatanan.

Menutupi lubang raksasa, kesulitan ekonomi masyarakat tidak bisa ditahan lama, dan tidak bisa pula diselesaikan orang per orang, atau daerah per daerah, perlu kordinasi yang terarah, terukur, cepat dan tepat
sasaran.

Sebagai bahagian dari pemimpin di negeri ini, kami mengajak pimpinan di level mana saja untuk lebih mengedepankan kepentingan masyarakat.

Untuk lebih bersungguh-sungguh mengerakkan mesin birokrasi mengatasi kesulitan ekonomi dengan segala jenis bantuan yang sudah tersiar luas di masyarakat, namun barangnya masih belumj nampak.

Kesadaran kolektif kita pemimpin untuk memberikan yang terbaik, pastikan akan mendapat ridha Allah dan kelak akan diberinya pahala yang berlipat ganda.

Kepada masyarakat kami mengajak kita semua untuk terus mematuhi protokol kesehatan covid 19, sesuai Fatwa, Maklumat dan Taushiyah Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Himbauan Dewan Masjid Indonesia (DMI), yang sudah bersepakat bahwaw  pandemi Covid 19 ini adalah Thaun¸ yang dapat menjadi alasan syariat untuk Jum’at diganti dengan zohor di rumah, shalat berjamaah, tarawih dan kegiatan keagamaan yang mengundang kerumunan dihentikan.

Kita semua mendoakan semoga jaga jarak, di rumah saja, pakai masker, dan sering cuci tangan, ini dapat segera memutus mata rantai penyebaran virus covid 19 ini dan kita dapat kembali hidup secara normal seperti sediakala. Amin. 01052020.
×
Berita Terbaru Update